Rangkuman Materi IPA Kelas V Tema 5 Kurikulum 13
ILMU PENGETAHUAN ALAM
TEMA 5 : EKOSISTEM
SUBTEMA 1 : KOMPONEN EKOSISTEM
Kompetensi Dasar
3.5. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar.
4.5 Membuat karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem.
RANGKUMAN MATERI
Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya
a) Hewan membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya.
b) Sumber makanan hewan dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu yang berasal dari tumbuhan dan hewan lain.
c) Makanan yang berasal dari tumbuhan di antaranya dapat berupa daun, batang, buah, biji-bijian, dan akar atau umbi-umbian.
d) Makanan yang berasal dari hewan dapat berupa daging, ikan, tulang, dan serangga.
e) Berdasarkan jenis makanannya hewan digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu karnivora, herbivora, dan omnivora.
1) Herbivora.
• Herbivora adalah jenis binatang pemakan tumbuhan.
• Contoh hewan herbivora antara lain kambing, sapi, kuda, kerbau, rusa, dan kelinci.
• Hewan pemakan tumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Hewan herbivora biasanya memiliki gigi geraham dan gigi seri. Gigi seri digunakan untuk memotong-motong makanan sebelum dikunyah, sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang luas digunakan untuk mengunyah makanan hingga lumat.
2) Karnivora.
• Karnivora adalah hewan yang memakan hewan lainnya.
• Contohnya burung elang, serigala, kucing, dan harimau. Singa, serigala, anjing, dan harimau
• Hewan karnivora mempunyai gigi taring dan geraham tajam. Gigi tersebut berguna untuk mengunyah daging dan tulang
.
3) Omnivora.
• Omnivora adalah hewan pemakan tumbuhan dan juga hewan lainnya.
• Contoh omnivora yaitu bebek dan tikus. Bebek memakan biji-bijian, tetapi juga memakan cacing dan tumbuhan air yang terdapat di kolam. Tikus bisa memakan apa saja yang ditemui di sekitarnya seperti kelapa, buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan daging.
f) Hewan Reptil.
• Reptil merupakan salah satu jenis vertebrata atau hewan bertulang belakang, berdarah dingin, dan bersisik di sekujur tubuhnya.
• Reptil berkembang biak dengan cara bertelur.
• Reptil dapat di kelompokan menjadi 4 kelompok, yaitu sebagai berikut.
1) Ordo Crocodilia, Contohnya buaya, garhial, caiman, dan alligator.
2) Ordo Sphenodontia, Contohnya tuatara Selandia Baru.
3) Ordo Squamat. Contohnya kadal, ular dan amphisbaenia (worm-lizards).
4) Ordo Testudinata, contohnya kura-kura, penyu, dan terrapin
• Berdasarkan makanannya reptil dapat digolongkan menjadi tiga golongan, herbivora, karnivora, dan herbivora.
• Berikut ini beberapa contoh hewan reptil.
1) Reptil Kanivora contohnya : Ular, Buaya, Komodo, Bunglon, Penyu belimbing
2) Reptil Herbivora contohnya : Iguana, Penyu Hijau, Kura-kura moncong babi
3) Reptil Omnivora contohnya : Kura-kura, Alligator snapper, Kadal, Bearded Dragon (naga berjenggot), Kadal Duri.
Ciri-ciri Ovipar, Vivipar dan Ovovivipar
a) Setiap hewan memiliki kemampuan berkembang biak.
b) Dengan berkembang biak, hewan dapat melestarikan keturunannya.
c) Hewan memiliki dua macam perkembangbiakan, yaitu secara kawin (generatif) dan secara vegetatif.
d) Pada hewan yang berkembangbiak secara generatif yang telah dewasa akan membentuk sel-sel kelamin. Hewan jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan, hewan betina akan menghasilkan sel kelamin betina atau sel telur/ovum.
e) Perkembangbiakan secara kawin pada hewan dikelompokan menjadi tiga yaitu melahirkan, bertelur, dan bertelur dan melahirkan.
1. Vivipar adalah hewan yang melahirkan anaknya.
• Pada hewan yang melahirkan anak, sel telur dibuahi di dalam tubuh induknya. Pertumbuhan dan perkembangan embrio terjadi di dalam tubuh induknya. Embrio akan berada di dalam tubuh induknya sampai waktunya dilahirkan. Selama embrio berada dalam tubuh induknya disebut dengan masa kehamilan. Setiap jenis hewan mengalami masa kehamilan yang berbeda-beda
• Contohnya :Sapi, kambing, paus, kuda, monyet, kucing, anjing, gajah, harimau dan tikus
2. Ovipar adalah hewan yang meletakan telur di luar tubuh induk betinanya.
• Pada hewan bertelur, pembuahan terjadi di dalam tubuh induknya, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh induknya. Namun ada juga hewan ovipar yang proses pembuahannya terjadi di luar tubuh induknya. Hewan ovipar yang proses pembuahannya diluar tubuh induknya contohnya adalah ikan dan jatak. Embrio itu dibungkus dan dilindungi oleh cangkang. Embrio di dalam telur ini dilengkapi dengan kuning telur (yolk). Kuning telur digunakan sebagai cadangan makanan untuk perkembangan embrio. Jika embrio telah tumbuh sempurna, telur akan menetas dan keluarlah individu baru.
• Contohnya Ayam, bebek, burung, buaya, cicak, ikan, angsa, nyamuk, lalat dan penyu
3. Ovovivipar (hewan bertelur-melahirkan )
• Pada hewan tersebut, setelah terjadi pembuahan, telur terus berkembang di dalam tubuh induk. Makanan yang dibutuhkan embrio tidak berasal dari induk. Akan tetapi, makanan berasal dari cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Setelah tiba waktunya dilahirkan, anaknya akan keluar dari tubuh induknya.
• Contohnya : Ular Boa, Ular Sanca, Platypus, Hiu, ikan pari, cucut pasir dan kadal
Daur Hidup Hewan
a) Hewan mengalami daur hidup seperti pada manusia dan tumbuhan.
b) Setiap hewan mengalami tahapan perkembangan tersendiri dan khas.
c) Tahapan pertumbuhan dan perkembangan suatu hewan disebut daur hidup.
d) Di dalam daur hidupnya, ada hewan yang mengalami perubahan bentuk, ada yang tidak.
e) Daur hidup hewan dibagi menjadi dua yakni daur hidup tanpa metamorfosis dan daur hidup dengan metamorfosis.
1) Daur hidup tanpa Metamorfosis
• Sebagian besar hewan mengalami daur hidup tanpa metamorfosis.
• Daur hidup tanpa metamorfosis tidak mengakibatkan perubahan bentuk tubuh yang sangat berbeda.
• Beberapa contoh hewan yang tidak mengalami metamorfosis adalah ayam, kucing, kambing, ikan dan burung.
2) Daur Hidup dengan Metamorfosis
• Metamorfosis adalah tahapan perkembangan hewan yang melibatkan perubahan fisik/bentuk tubuh mulai dari fase telur, menetas, dan sampai menjadi individu dewasa
.
f) Berdasarkan perubahan bentuk tubuh hewan, metamorfosis dibagi menjadi dua golongan, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.
1) Metamorfosis Sempurna
• Metamorfosis sempurna (lengkap) adalah perubahan hewan yang sangat berbeda bentuknya dibandingkan pada saat lahir.
• Metamorfosis sempurna antara lain terjadi pada kupu-kupu, nyamuk, lalat dan katak.
• Pada metamorfosis sempurna. Perubahan bentuk yang terjadi adalah sebagai berikut: Telur —larva — pupa (kepompong) — Imago (dewasa).
2) Metamorfosis Tidak Sempurna
• Metamorfosis tidak sempurna (tidak lengkap) adalah perubahan hewan yang tidak terlalu bereda bentuknya saat lahir dibandingkan setelah dewasa.
• Metamorfosis tidak sempurna terjadi pada kecoak (lipas), jangkrik, dan belalang.
• Pada metamorfosis tidak sempurna.perubahan bentuk yang terjadi adalah sebagai berikut: Telur — nimfa — imago (dewasa).
Contoh Daur Hidup Beberapa Hewan
A. Metamorfosis Sempurna .
• Metamorfosis sempurna terjadi ketika hewan mengalami perubahan bentuk yang sangat berbeda pada setiap tahap perkembangannya.
• Ciri-ciri Metamorfosis Sempurna: Memiliki perbedaan bentuk yang sangat berbeda antara fase pupa dan fase imago, pasti melalui fase pupa atau kepompong.
• Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna
1) Metamorfosis Katak
• Katak adalah hewan amfibi, hewan yang hidup di dua alam. Dalam siklus hidupnya, katak mengalami perubahan dari yang awalnya hanya bisa hidup di air kemudian hidup di dua tempat.
• Metamorfosis sempurna pada katak dimulai dari telur, kecebong, katak muda yang kemudian menjadi katak dewasa.
• Secara umum urutan metamorfosis kata terdapat 4 fase, yaitu fase telur →fase berudu →fase katak muda→ katak dewasa.
2) Metamorfosis Nyamuk
• Tahapan metamorfosis nyamuk diawali menetasnya telur nyamuk. Setelah telur menetas, larva nyamuk –atau biasa disebut jentik, akan keluar dari cangkang dan terus tumbuh di permukaan air. Setelah 1 minggu menjadi larva, jentik nyamuk akan memasuki tahapan terakhir dari kehidupannya di habitat perairan. Larva nyamuk berubah menjadi pupa atau kepompong untuk mempersiapkan tubuhnya menjadi nyamuk dewasa yang sudah siap terbang.Setelah melalui fase pupa selama 12 hari, kini terlahirlah seekor nyamuk dewasa yang siap menghisap darah di tubuh kita.
• Urutan metamorfosis pada nyamuk adalah telur – larva/jentik – pupa – imago (nyamuk dewasa).
3) Metamorfosis Kupu-kupu
• Daur hidup kupu-kupu dimulai dari telur. Telur kupu-kupu biasanya berada di permukaan daun. Telur kemudian menetas menjadi ulat. Ulat itu akan makan selama berhari-hari, lama kelamaan ulat akan behenti makan, dan mulai berubah menjadi kepompong. Masa kepompong ini berlangsung selama berhari-hari. Jika telah sempurna, kupu-kupu keluar dari kepompong tersebut,dan menjadi Kupu-kupu dewasa.
• Tahapan metamorfosis sempurna pada kupu-kupu adalah telur – larva – pupa – imago (kupu kupu dewasa).
4) Metamorfosis Lalat
• Proses metamorfosis lalat melalui 4 stadium atau fase. Keempat stadium yang meliputi stadium telur, stadium larva, stadium pupa, dan stadium imago tersebut secara sekilas dapat diilustrasikan dengan gambar berikut ini.
• Tahapan metamorfosis yang dilalui lalat meliputi telur – larva – pupa/kepompong – imago (lalat dewasa).
5) Metamorfosis Lebah
• Lebah adalah serangga yang termasuk pada kelompok Holometabola, yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna, sehingga terdapat empat tahap bentuk kehidupan. Berikut ini bagaimana proses metamorfosis lebah tersebut dari setiap tahapannya lengkap dengan gambar dan penjelasannya.
• Urutan metamorfosis sempurna yang dilalui lebah adalah telur – larva – pupa/kepompong – imago (lebah dewasa).
6) Metamorfosis Semut
• Semut adalah serangga kecil, warnanya cukup rumit. Makhluk mungil ini mengalami banyak perubahan dan perkembangan selama masa hidup mereka, dari telur hingga menjadi semut dewasa. Semut mengalami metamorfosi lengkap. Siklus hidup semut terdiri dari empat tahap dan bisa memakan waktu antara 6-10 minggu sampai selesai.
• Semut termasuk seranggan yang mengalami metamorfosis sempurna, tahapan yang dilalui meliputi telur – larva – pupa/kepompong – imago (semut dewasa).
7) Metamorfosis Kumbang
• Kumbang termasuk serangga yang mengalami metamorphosis holometabola. Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan.
• Tahapan dari daur hidup kumbang yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur – larva – pupa – imago.
B. Metamorfosis Tidak Sempurna
• Metamorfosis tidak sempurna terjadi pada hewan yang mengalami perubahan bentuk yang tidak terlalu berbeda pada setiap perkembangannya.
• Hewan kelompok ini tidak mengalami fase larva dan pupa. Beriikut ini adalah beberapa ciri-ciri serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna:
• Perubahan bentuk tubuh antara fase nimfa dan fase imago tidak mencolok, hanya terdapat sedikit perbedaan, Tidak mengalami fase pupa/kepompong.
• Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna :
1) Metamorfosis Belalang
• Belalang merupakan serangga yang sering menjadi hama bagi tanaman para petani. Sifatnya yang rakus membuat daun-daun tanaman habis dimakannya. Kendati begitu, ia juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, terutama ekosistem sawah. Ia mempredasi hama lain dan menjadi mangsa bagi beragam jenis burung dan hewan melata.
• Belalang termasuk hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.
• Urutan tahapan metamorfosis belalang meliputi telur – nimfa – imago (belalang dewasa).
2) Metamorfosis Kecoa
• Ada banyak sekali hal menarik seputar kecoa atau lipas. Dalam kesempatan kali ini akan diulas sedikit mengenai daur hidup kecoa atau lipas, mulai dari telur hingga siap untuk bereproduksi.
• Metamorfosis kecoa termasuk metamorfosis tidak sempurna karena ia tidak melalui fase pupa atau kepompong.
• Proses metamorfosis kecoa hanya melalui 3 fase saja dengan urutan pertama fase telur, kemudian fase nimfa, dan fase kecoa dewasa.
3) Metamorfosis Capung
• Capung adalah salah satu contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna (hemimetabolisme) dalam siklus hidupnya. Metamorfosis capung dikatakan termasuk metamorfosis tidak sempurna karena ia tidak mengalami stadium pupa. Seperti metamorfosis belalang, metamorfosis capung juga hanya melalui 3 stadium saja.
• Tahapan metamorfosis tidak sempurna pada capung adalah telur – nimfa – imago (capung dewasa).
4) Metamorfosis Jangkrik
• Jangkrik , hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.
• Tahapan metamorfosisnya melalui telur – nimfa – imago (jangkrik dewasa).
5) Metamorfosis Tonggeret
• Tonggeret merupakan serangga yang mudah ditemui di wilayah kaki gunung.
• Hewan ini akan melewati fase telur, nimfa, dan imago.
• Hewan dengan suara khas dan menjadi indikator musim kemarau ini juga akan mengalami molting.
6) Kutu Daun
• Kutu daun menyerang hampir semua tanaman seperti : Kentang, Cabai, Tomat, Timun, Buncis, Semangka, Kopi, Jeruk, Apel, Kubis, terong, Sawi dan lain lain.
• Kutu Daun, hidup secara berkoloni, menyerang bagian tanaman yang masih muda seperti : pucuk, tunas dan bunga dengan cara menghisap cairan dari tanaman tersebut, sehingga bagian yang terserang akan kering, kriting, kerdil dan mati.
• Tahapan metamorfosisnya melalui telur – nimfa – imago (kutu dewasa).
C. Hewan Yang Tidak Mengalami Metamorfosis
• Hewan yang mengalami daur hidup tanpa metamorfosis atau tanpa mengalami perubahan bentuk.
• Beberapa hewan yang tidak mengalami metamorfosis antara lain sebagai berikut.
1) Daur Hidup Kucing.
• Kucing betina akan melahirkan anak kucing, kemudian anak kucing tumbuh menjadi kucing dewasa. Kucing dewasa yang betina akan melahirkan anak kucing kembali.
2) Daur Hidup Ayam
• Ayam menghasilkan anak dengan cara bertelur. Telur ayam perlu dierami 21 hari agar dapat menetas, setelah pertumbuhan bakal anak ayam sempurna, telur menetas menjadi anak ayam. Semakin lama anak ayam tumbuh semakin besar. Bulu-bulu halus berubah menjadi bulu-bulu seperti induknya.
• Ayam betina menjadi seperti induk betina.
• Ayam jantan menjadi seperti ayam jago dewasa. Setelah dewasa ayam berkembangbiak dan menghasilkan telur. Dari telur ini, daur hidup ayam yang baru dimulai kembali.
3) Daur Hidup Sapi
• Sapi betina melahirkan anak sapi. Kemudian anak sapi akan tumbuh dan berkembang menjadi sapi dewasa. Sapi betina yang sudah dewasa akan melahirkan anak sapi.
4) Daur Hidup Siput
• Siput dapat ditemukan pada berbagai lingkungan yang berbeda: dari parit hingga gurun, bahkan hingga laut yang sangat dalam.
• Sebagian besar spesies siput adalah hewan laut. Kebanyakan siput merupakan herbivora, walaupun beberapa spesies yang hidup di darat dan laut dapat merupakan omnivora atau karnivora predator.
• Tahapan daur hidup siput antara lain telur-siput kecil-siput dewasa.
5) Daur Hidup Ikan
• Ikan hidup di air dan berkembang biak dengan bertelur. Telur ikan menetas, lalu menjadi ikan muda, kemudian menjadi ikan dewasa. Bentuk ikan muda dan ikan dewasa tidak banyak mengalami perubahan.
6) Daur Hidup Kadal
• Setelah bertelur, telur kadal akan menetas dan muncullah kadal muda. Seiring dengan waktu, kadal muda tumbuh dan berkembang menjadi kadal dewasa yang siap bertelur kembali setelah melakukan perkawinan dengan kadal dewasa lain.
• Daur hidup adalah seluruh tahap perubahan yang dialami mahluk hidup selama hidupnya. Dalam daur hidupnya, hewan ada yang mengalami metamorfosis dan ada yang tidak. Metamorfosis adalah tahap perubahan bentuk yang sangat berbeda yang dialami hewan sejak menetas sampai dewasa.
D. Daur hidup tanpa Metamorfosis.
• Sebagian besar hewan mengalami daur hidup tanpa metamorfosis.
• Daur hidup tanpa metamorfosis tidak mengakibatkan perubahan bentuk tubuh yang sangat berbeda.
• Beberapa contoh hewan yang tidak mengalami metamorfosis adalah ayam, kucing, kambing, ikan dan burung
Beberapa tahap dalam metamorfosis hewan
1) Larva adalah bentuk muda hewan yang perkembangannya melalui metamorfosis, seperti pada serangga dan amfibia. Bentuk larva dapat sangat berbeda dengan bentuk dewasanya, misalnya ulat dan kupu-kupu yang sangat berbeda bentuknya. Larva umumnya memiliki organ khusus yang tak terdapat pada bentuk dewasa dan juga tidak memiliki organ tertentu yang dimiliki pada bentuk dewasa. Ulat adalah tahap larva dari spesies dalam ordo Lepidoptera, yang mencakup kupu-kupu dan ngengat.
2) Kepompong atau pupa adalah salah satu tahap kehidupan serangga yang mengalami metamorfosis. Fase ini hanya didapati pada serangga yang mengalami metamorfosis lengkap, yaitu yang meliputi empat tahap; embrio, larva, pupa, dan dewasa. Pada stadium ini struktur tubuh dewasa serangga mulai terbentuk dan struktur tubuh larva lenyap. Kepompong umumnya inaktif dan tidak dapat bergerak (sesil). Kepompong umumnya terbungkus dalam lapisan pelindung seperti kokon (misalnya kepompong ulat sutra), sarang (misalnya lebah), atau cangkang dan sering kali menggunakan kamuflase untuk mengecoh predator.
3) Nimfa adalah serangga muda yang keluar dari telur dengan bentuk morfologi yang relatif maju, berbeda dari yang dewasa/induknya karena ukuran keseluruhannya dan sayap serta genitalianya yang belum sempurna; tingkat pradewasa (hewan muda) serangga dengan metamorfosis tak sempurna. Contohnya: telur kecoak menetas menjadi kecere (nama kecoak kecil), kecere ini disebut nimfa (dalam hal ini kecoak muda) karena belum memiliki kesempurnaan seperti induknya yakni kecere belum memiliki sayap.
SUBTEMA 2 : HUBUNGAN ANTARMAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM
Kompetensi Dasar
3.5. Menganalisis hubungan antarkomponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar.
4.5. Membuat karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem.
RANGKUMAN MATERI
Rantai Makanan Pada Ekosistem
a) Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan komponen abiotiknya dalam satu kesatuan tempat hidup.
b) Dalam ekosistem terdapat komponen biotik dan komponen abiotik.
c) Rantai makanan adalah perjalanan memakan dan dimakan dengan urutan tertentu antarmakhluk hidup.
a) Urutan peristiwa memakan dan dimakan dapat berjalan seimbang dan lancar jika seluruh komponen tersebut ada. Jika salah satu komponen tidak ada, akan terjadi ketimpangan dalam urutan memakan dan dimakan tersebut. Agar rantai makanan dapat terus berjalan, jumlah produsen harus lebih banyak daripada jumlah konsumen kesatu, konsumen kesatu lebih banyak daripada konsumen kedua, dan seterusnya.
d) Rantai makanan merupakan bagian dari jaring-jaring makanan,
e) Contoh Rantai Makanan :
1) Tumbuhan padi memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Jenis makanan yang diproduksi oleh tumbuhan berupa gula. Oleh tumbuhan padi makanan disimpan dalam bentuk biji.
2) Konsumen tingkat I merupakan hewan herbivor atau pemakan tumbuhan. Contoh: konsumen tingkat I di ekosistem sawah adalah tikus. Biji padi yang dimakan tikus akan diubah ke dalam bentuk energi untuk melakukan aktivitas dan bereproduksi.
3) Konsumen tingkat II merupakan hewan karnivor yang akan memakan konsumen tingkat I. Contoh hewan konsumen tingkat II dalam ekosistem sawah adalah ular. Ular memakan tikus untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Konsumen tingkat I (tikus) merupakan sumber energi bagi konsumen tingkat II (ular) agar dapat bertahan hidup.
4) Konsumen tingkat III dalam ekosistem sawah memakan konsumen tingkat II. Contoh hewan konsumen tingkat III dalam ekosistem sawah adalah burung elang. Burung elang mendapatkan energi dengan cara memangsa hewan ular.
5) Pada saat konsumen tingkat III mati, tubuhnya akan membusuk. Pada proses pembusukan, tubuhnya akan diurai oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hasil penguraian ini kemudian akan diubah oleh mikroorganisme dalam tanah untuk menjadi sumber makanan bagi tumbuhan, seperti tanaman padi.
6) Jadi urutanya adalah Produsen – Konsmen I – Konsumen II – Konsumen III - Pengurai
f) Contoh rantai makanan yang terdiri atas satu produsen, empat tingkat konsumen, dan satu pengurai yaitu Ekosistem Sawah
Perpindahan energi dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup yang lain.
a) Di alam ini terjadi perpindahan energi yang berasal dari matahari menuju ke produsen, kemudian ke konsumen.
b) Tumbuhan mendapatkan energi langsung dari matahari, sedangkan hewan dan manusia secara tidak langsung mendapatkan energi matahari melalui tumbuhan.
c) Perpindahan energi dari produsen ke konsumen pertama, dari konsumen pertama ke konsumen kedua, dan seterusnya terjadi melalui peristiwa makan dan dimakan.
d) Dalam jaring-jaring kehidupan, hanya sebagian kecil energi yang mengalami perpindahan dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya.
e) Energi terbanyak tersimpan dalam produsen.
f) Jika produsen dimakan oleh konsumen I, hanya sebagian kecil energi dari produsen berpindah ke konsumen I. Demikian juga apabila konsumen I dimakan oleh konsumen II, kira-kira hanya 10% energi konsumen I yang dapat disimpan oleh konsumen II dan seterusnya.
g) Di dalam rantai makanan, terjadi perpindahan energi dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup yang lain.
h) Contoh perpindahan energi dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup yang lain.
1. Rantai Makanan Pada Ekosistem Laut
Pembahasan tentang rantai makanan di atas sebagai berikut.
1) Pada ekosistem laut fitoplankton memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Dengan bantuan sinar matahari fitoplankton mampu memproduksi makanan yang kemudian tersimpan di dalam tubuhnya. Dalam rantai makanan di ekosistem laut, fitoplankton berperan sebagai produsen.
2) Konsumen tingkat I pada ekosistem laut merupakan hewan herbivor atau pemakan tumbuhan. Makanan yang dimakan hewan tersebut akan diubah ke dalam bentuk energi untuk melakukan aktivitas dan bereproduksi. Contoh konsumen tingkat I yang ada dalam ekosistem laut adalah zooplankton.
3) Konsumen tingkat II dalam ekosistem laut merupakan hewan karnivor yang akan memakan konsumen tingkat I. Konsumen tingkat I merupakan sumber energi bagi konsumen tingkat II agar dapat bertahan hidup. Contoh hewan dalam ekosistem laut yang berperan sebagai konsumen tingkat II adalah ikan-ikan kecil. Ikan-ikan kecil mendapatkan makanannya dengan cara memangsa zooplankton.
4) Konsumen tingkat III dalam ekosistem laut adalah ikan-ikan besar. Ikan-ikan besar yang ada di laut merupakan hewan yang makanannya adalah hewan lain karena ular merupakan hewan karnivor. Ikan-ikan besar di dalam ekosistem laut memangsa konsumen tingkat II yaitu ikan-ikan kecil.
5) Konsumen tingkat IV pada ekosistem laut adalah paus bergigi. Paus bergigi merupakan hewan pemakan hewan lain karena paus bergigi merupakan hewan karnivor. Paus bergigi akan memangsa ikan-ikan besar yang berada dalam ekosistem laut..
6) Pada saat konsumen tingkat IV di dalam ekosistem laut mati, tubuhnya akan membusuk. Pada proses pembusukan, tubuhnya akan diurai oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hasil penguraian ini kemudian akan diubah oleh mikroorganisme untuk menjadi sumber makanan bagi fitoplankton.
2. Rantai Makanan Pada Ekosistem Sawah
Pembahasan tentang rantai makanan di atas sebagai berikut.
1) Tanaman padi memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Oleh tanaman padi, makanan dapat disimpan dalam bentuk biji.
2) Konsumen tingkat I merupakan hewan pemakan tumbuhan. Makanan yang dimakan hewan tersebut akan diubah ke dalam bentuk energi untuk melakukan aktivitas dan bereproduksi. Contoh: konsumen tingkat I adalah burung pipit.
3) Konsumen tingkat II merupakan hewan karnivor yang akan memakan konsumen tingkat I. Jadi, konsumen tingkat I merupakan sumber energi bagi konsumen tingkat II agar dapat bertahan hidup. Contoh: hewan konsumen tingkat II adalah musang.
4) Konsumen tingkat III memakan konsumen tingkat II. Contoh: hewan konsumen tingkat III adalah burung elang.
5) Pada saat konsumen tingkat III mati, tubuhnya akan membusuk. Pada proses pembusukan, tubuhnya akan diurai oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hasil penguraian ini kemudian akan diubah oleh mikroorganisme untuk menjadi sumber makanan bagi tanaman padi.
3. Rantai Makanan Pada Ekosistem Hutan
Pembahasan tentang rantai makanan di atas sebagai berikut.
1) Rumput memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Oleh rumput, makanan dapat disimpan.
2) Konsumen tingkat I merupakan hewan pemakan tumbuhan. Makanan yang dimakan hewan tersebut akan diubah ke dalam bentuk energi untuk melakukan aktivitas dan bereproduksi. Contoh: konsumen tingkat I adalah burung kelimci.
3) Konsumen tingkat II merupakan hewan karnivor yang akan memakan konsumen tingkat I. Jadi, konsumen tingkat I merupakan sumber energi bagi konsumen tingkat II agar dapat bertahan hidup. Contoh: hewan konsumen tingkat II adalah serigala.
4) Konsumen tingkat III memakan konsumen tingkat II. Contoh: hewan konsumen tingkat III adalah harimau.
5) Pada saat konsumen tingkat III mati, tubuhnya akan membusuk. Pada proses pembusukan, tubuhnya akan diurai oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hasil penguraian ini kemudian akan diubah oleh mikroorganisme untuk menjadi sumber makanan bagi rumput.
Hubungan Antarmakhluk Hidup
a) Setiap makhluk hidup tidak dapat hidup sendiri. Mereka hidup saling memengaruhi dan tergantung satu dengan lainnya. Hubungan antarmakhluk hidup dapat saling membantu dan menguntungkan. Tetapi ada pula yang saling merugikan, bahkan yang ada sama-sama tidak diuntungkan atau dirugikan.
b) Hubungan antarmakhluk hidup yang khas yang hidup bersama dalam sebuah ekosistem dinamakan simbiosis.
c) Simbiosis bertujuan sebagai usaha makhluk hidup untuk bertahan hidup di lingkungannya.
d) Simbiosis ada yang disebut simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme dan simbiosis parasitisme.
1) Komensalisme : Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang keduanya tidak diuntungkan juga tidak dirugikan.
2) Mutualisme : Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang saling menguntungkan.
3) Parasitisme: Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang satu diuntungkan dan yang lain dirugikan.
e) Berikut ini beberapa jenis simbiosis yang terjadi di sekitar kita
1) Simbiosis Komensalisme.
1) Contohnya :
1. tanaman anggrek hutan hidup menempel pada batang pohon yang tinggi.
2. tumbuhan paku dan tanaman jati.
3. tumbuhan Sirih dan Tumbuhan Inangnya,
4. ikan remora dan ikan hiu
5. ikan goby dan bulu babi.
2) Simbiosis Mutualisme.
2) Contohnya :
1. Hubungan yang unik terjadi antara bunga dan kupu-kupu.
2. kerbau dan burung jalak.
3) Simbiosis Parasitisme.
3) Contonya :.
1. Simbiosis parasitisme juga terjadi antara benalu dan tumbuhan inangnya.
2. Hubungan yang terjadi antara benalu dengan inangnya
f) Hubungan lebah dan bunga merupakan contoh simbiosis mutualisme.
1) Pada hubungan tersebut, baik lebah maupun bunga, sama-sama memperoleh keuntungan.
2) Bunga menghasilkan madu yang merupakan makanan lebah.
3) Lebah membantu proses penyerbukan pada tumbuhan.
4) Pada saat lebah mengisap madu, kaki-kakinya menyentuh serbuk sari. Serbuk sari yang menempel pada kaki lebah akan terbawa oleh lebah yang masih berkelana dari satu bunga ke bunga yang lain.
5) Saat kaki lebah yang ditempeli oleh serbuk sari tersebut menempel pada putik bunga lain, terjadilah penyerbukan yang kelak akan terjadi proses pembuahan
SUBTEMA 3 : KESEIMBANGAN EKOSISTEM
Kompetensi Dasar
3.5. Menganalisis hubungan antarkomponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar.
4.5 Membuat karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem.
RANGKUMAN MATERI
Membuat Jaring Jaring Makanan dalam Ekosistem
Ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
A. Ekosistem Darat
a) Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
b) Ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa ekosistem, yaitu sebagai berikut.
1) Ekosistem Gurun.
• Ekosistem gurun
• Gurun merupakan ekosistem darat yang didominasi oleh flora dan fauna tertentu dan ditandai dengan lingkungan yang beriklim kering dengan curah hujan yang sangat sedikit sekali.
• Di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.
• Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
• Jaring Jaring Makanan Di Ekosistem Gurun
2) Ekosistem Padang Rumput.
• Ekosistem padang rumput adalah ekosistem yang terjadi di daerah padang rumput.
• Contoh hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
• Jaring Jaring Makanan Di Ekosistem Padang Rumput
3) Ekosistem Hutan Hujan.
• Ekosistem hutan hujan tropis merupakan suatu sistem ekologi pada suatu wilayah luas yang didominasi oleh kumpulan pohon – pohon tinggi yang didalamnya terdapat keanekaragaman spesies yang terbentuk pada daerah beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi dan suhu lembab.
• Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4) Ekosistem Taiga.
• Taiga' adalah hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya.
• Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya.
• Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
5) Ekosistem Tundra.
• Tundra adalah suatu bioma tempat terhambatnya pertumbuhan pohon dengan rendahnya suhu lingkungan sekitar.
• Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput.
• Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
B. Ekosistem Perairan
a) Ekosistem perairan adalah ekosistem yang kompone abiotiknya sebagian besar terdiri atas air.
b) Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
1) Ekosistem Air Tawar.
• Ekosistem air tawar adalah ekosistem perairan yang identik dengan konsentrasi garam yang rendah.
• Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
• Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
• Ekosistem air tawar juga digolongkan menjadi dua yaitu : Air tenang dan air mengalir.
• Yang termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, dan
• Yang termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
• Jaring-Jaring Makanan Di Ekosistem Air Tawar
2) Ekosistem Air Laut.
• Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut.
• Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
a) Ekosistem Laut
• Memiliki perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.
• Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
b) Ekosistem Pantai.
• Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
• Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
• Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
• Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
c) Ekosistem Estuari
• Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
• Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur yang luas atau rawa garam.
• Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.
• Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar.
d) Ekosistem Terumbu karang.
• Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat.
• .Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.
• Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.
• Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora
Perubahan dalam Jaring-jaring Makanan
a) Alam selalu pengalami perubahan dari waktu ke waktu. Setiap makhluk hidup di alam juga akan berubah.
b) Perubahan pada satu bagian dari sebuah jaring makanan, akan merubah bagian yang lainnya. Pada musim hujan, ketika tumbuhan tumbuh subur, tanaman padi pun tumbuh subur. Meningkatnya jumlah tanaman padi pada ekosistem sawah, akan meningkatkan jumlah hewan atau konsumen yang memakan padi, misalnya tikus sawah. Peningkatan jumlah tikus sawah, akan meningkatkan jumlah salah satu hewan pemangsanya, yaitu ular sawah.
c) Dari peristiwa makan dan dimakan tersebut menunjukkan bahwa perubahan pada salah satu komponen ekosistem akan mempengaruhi komponen yang lain. Perubahan tersebut dapat bertambahnya populasi komponen ekosistem maupun berkurangnya komponen ekosistem. .
d) Rantai makanan sebagai bagian jaring-jaring makanan pada sebuah ekosistem tidak akan terputus selama semua bagian dari rantai tersebut tetap berperan. Rantai makanan di sawah akan terus terbentuk selama makhluk hidup penyusunnya ada. Jika salah satu dari penyusun rantai makanan tersebut tidak ada, karena berbagai sebab, maka penyusun rantai makanan lainnya akan terganggu.
e) Contoh : jika tidak ada padi, maka tikus sawah akan kelaparan, ular sawah pun demikian, sehingga burung elang pun kesulitan mendapatkan makanan. Rantai makanan itu akan terganggu dan merugikan apabila ular sawah yang seharusnya memangsa tikus sawah ternyata memangsa yang lainnya, misalnya anak ayam yang dipelihara manusia.
f) Perubahan-perubahan yang bersifat alami dan menjadi bagian dari daur kehidupan di dalam ekosistem, tidak akan memberikan gangguan yang berarti. Hal itu disebabkan perubahan-perubahan tersebut berlangsung lambat.
g) Perubahan yang tiba-tiba, bahkan yang memberikan dampak kerusakan cukup besar akan mengganggu jaring-jaring makanan adalah bencana alam, pencemaran lingkungan, kebakaran, atau bahkan pemanasan global, biasanya akan menyebabkan terganggunya jaring-jaring makanan.
h) Di antara perubahan-perubahan tersebut, pencemaran lingkungan dan pemanasan global memberikan dampak yang besar terhadap perubahan pada jaring-jaring makanan.
i) Pemanasan Global merupakan kenaikan suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh peningkatan emisi karbon dioksida dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca yang menyelimuti bumi dan memerangkap panas. Dampak Pemanasan Global terhadap ekosistem antara lain perubahan ekosistem hutan, dan daratan.
Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Keseimbangan Ekosistem
a) Ekosistem mengalami perubahan sepanjang waktu.
b) Komponen-komponen di dalam ekosistem dapat mengalami peningkatan maupun penurunan jumlah populasi.
c) Penyebab terganggunya keseimbangan ekosistem atau lingkungan dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu karena faktor alam dan faktor manusia.
1) Faktor Alam.
• Faktor alami yang menyebabkan perubahan keseimbangan lingkungan adalah peristiwa alam.
• Peristiwa alam yang menimbulkan bencana, disebut bencana alam.
• Contoh bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, badai, dan tsunami
• Peristiwa tersebut memicu terjadinya perubahan ekosistem misalnya saja saat Gunung Merapi di wilahyah Jawa Tengah meletus, maka kerusakan ekosistem di sekitar Merapi tak bisa dihindarkan. Mahluk hidup baik itu hewan dan tumbuhan bahkan manusia bisa mati.
2) Faktor Manusia.
• Manusia dapat menjadi faktor penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
• Manusia melakukan berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut maka manusia melakukan sejumlah kegiatan yang justru berperan dalam kerusakan lingkungan di sekitarnya.
• Contoh kegiatan tersebut antara lain kegiatan penebangan pohon-pohon di hutan dan pembakaran hutan, perburuan hewan hutan yang tidak terkendali, termasuk memperjualbelikan hewan langka dan dilindungi, kegiatan pemakaian pupuk buatan yang berlebihan, kegiatan pembuangan sampah dan limbah secara sembarangan.
d) Beberapa kegiatan manusia yang menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem.
1) Kegiatan penebangan dan pembakaran hutan.
Kegiatan tersebut menimbulkan kerusakan yang sangat serius bagi ekosistem.
• menyebabkan banjir , longsor, dan berkurangnya pohon yang merupakan paru-paru dunia.
• membuat tanah tidak lagi terkunci secara benar sehingga mudah longsor dan udara tidak lagi bisa didaur ulang sehingga kadar oksigen semakin berkurang.
• Pembakaran hutan dapat membunuh semua makhluk hidup yang ada di dalam hutan tersebut dan menyebabkan kelangkaan beberapa tanaman tertentu.
2) Perburuan hewan yang tak terkendali.
• Menangkap ikan dengan bom peledak, racun atau kejut listrik, maka bisa dipastikan akan berakibat buruk pada keseimbangan lingkungan.
• Menangkap hewan untuk dipelihara dan dijual demi tujuan komersil mislanya bahan garmen.
3) Kegiatan pemakaian pupuk yang berlebihan.
• Aktivitas pertanian manusia bisa mengganggu keseimbangan alam.
• Pupuk digunakan untuk memaksimalkan hasil pertanian.
• Ada dua jenis pupuk yang digunakan yakni pupuk alami dan pupuk buatan.
• Penggunaan pupuk alami tidak membahayakan organisme lainnya
• Penggunaan pupuk buatan, jika digunakan secara berlebihan akan berbahaya bagi organisme lainnya.
4) Kegiatan pembuangan sampah dan limbah.
• Contoh dari rumah tangga, transportasi, pertanian, hingga limbah industri.
• Sampahdan limbah apabila tidak diurai secara cermat maka akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan mengancam nyawa organisme lainnya.
5) Kegiatan yang mencemari lingkungan.
• Pencemaran terhadap tanah, pencemaran terhadap udara, pencemaran terhadap suara, dan juga pencemaran terhadap air.
• Pencemaran tanah terjadi dengan cara menciptakan limbah yang tak bisa diurai hingga ribuan tahun lamanya, misalnya saja plastik.
• Pencemaran suara misalnya oleh suara bising yang merusak pendengaran organisme.
• Pemcemaran air misalnya dengan masuknya bahan padat maupun cair di dalam air yang membahayakan organisme di dalam air.
• Pencemaran udara adalah masuknya berbagai polutan ke udara baik itu dari asap kendaraan, debu juga jelaga.
e) Ekosistem dikatakan seimbang apabila semua komponen baik biotik maupun abiotik berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun peranannya dalam lingkungan. Dalam ekosistem terjadi peristiwa makan memakan yang kita sebut dengan istilah rantai makanan. Idealnya dalam sebuah rantai makanan jumlah masing-masing anggotanya harus sesuai dengan aturan ekosistem.
f) Ketidakseimbangan ekosistem terjadi apabila salah satu komponen pada ekosistem tersebut rusak. Misalnya populasi tikus di sawah sedikit karena terus diburu oleh para petani sehingga mengakibatkan populasi ular menurun karena kehabisan makanan berupa tikus
Komentar
Posting Komentar